Diberdayakan oleh Blogger.

Sabtu, 13 September 2014

AIR SEBAGAI HAKIM KEHIDUPAN

galaksi terdapat enam trilyun bintang yang jaraknya ke bumi tidak mungkin
dapat terdeteksi. Dapatlah kita renungkan apalah artinya planet bumi yang kecil ini di tengah-tengah benda angkasa yang trilyunan jumlahnya. Namun Allah SwT menyebut “Sab’a samawati wal ardh”, yang berarti, “alam raya semesta dan bumi”. Allah tidak menyebut nama benda angkasa lain atau merangkainya dengan nama-nama bintang yang besar di angkasa.
 Persoalannya tidak lain karena pada benda-benda langit yang lain itu tidak terdapat kehidupan, karena di sana tidak ada air, sementara di bumi terdapat kehidupan karena di bumi
terdapat air Dua pertiga dari permukaan bumi adalah lautan. Dan lautan yang demikian luas itulah yang menjadi persediaan air yang tidak habis-habis untuk menjamin lestarinya kehidupan di permukaan bumi ini. Untuk itu Allah memberikan sifat-sifat tertentu kepada air. Di antaranya air selalu mengambil permukaan yang datar, mengalir ke tempat yang rendah, dapat masuk ke dalam semua benda melalui pori-pori yang ada pada benda-benda itu. Air dapat mencair, membeku dan menguap. Dengan sifat-si fatnya itu air dapat mengisi semua ruang dan memberikan kemungkinan hidup kepada semua makhluk. Dalam laut itu sendiri hidup beribu jenis ikan dan berkembang biak tidak pernah habis walaupun setiap hari ditangkap oleh manusia Di daratan ribuan jenis hewan dan tumbuh-tumbuhan, dan sekitar lima milyar manusia hidup dengan membutuhkan air.
 Untuk itu, Allah memberikan sifat kepada air untuk menguap dan terangkat ke angkasa berupa kabut dan mengental menjadi mega, dan pada titik tertentu dia membeku dan mencair menjadi air serta mencurah ke permukaan bumi.
Maka berkembang biaklah berbagai jenis binatang dan berbagai
tumbuhan dan manusia. Allah berfirman: Artinya: "..dan Dia menurunkan air dari langit, dan karena itu berkembang biaklah segala macam buah-buahan, sebagai rezki bagimu." (Q.s. Al-Baqarah: 22) Tegasnya tanpa air manusia tidak mungkin bisa hidup di muka bumi ini,
karena itu Allah menjaga keberadaan air di muka bumi ini. Demikianlah dia berputar terus menerus melalui siklus yang telah ditetapkan oleh Allah SwT.
Sehingga menjaga pula siklus kehidupan yang ada di permukaan bumi ini. Al- Qur’an mengisahkan umat Nabi Nuh yang beriman diselamatkan dengan menumpang kapal yang dibuat Nabi
Nuh, dan umat yang durhaka dihancurkan dengan banjir yang didahului dengan hujan deras yang
tidak henti-hentinya.
Kaum Saba’ yang diberi oleh Allah negeri yang subur karena mereka mampu membuat bendungan air, sehingga negeri mereka subur dan makmur serta dapat hidup dalam kemewahan, bahkan Allah mematrikan kemakmuran negeri mereka dalam Al- Qur’an sebagai negeri yang baik dan diridlai Allah SwT (baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur).Namun akhirnya, karena
kemakmurannya mereka kufur nikmat, dan durhaka kepada Allah SwT. Sehingga air bendungan itu
sendirilah yang menghancurkan mereka. Akhirnya bendungan itu jebol dan mendatangkan banjir yang disebut oleh Allah SwT dengan sailal ‘arm. (As-Saba’: 16) Kaum Nabi Musa melalui mukjizat
Nabi Musa air pun menyelamatkan kaumnya di Laut Merah, dengan terbentangnya jalan di  engahtengah laut sehingga Nabi Musa dan kaumnya dapat menyeberang. Sementara Fir’aun dengan kaumnya justru ditelan dan dihancurkan oleh air laut yang kembali menyatu dan menutup jalan yang terbentang tadi. Begitu jugalah gelombang tsunami yang melanda Aceh, Thailand, India dan Srilangka dan lain-lain. Orang-orang hanya melihatnya sebagai peristiwa alam belaka.. Seorang ulama Srilangka, Mohammad Faizen berkomentar itulah tanda bahwa Allah SwT mendatangkan gelombang tsunami dengan nama-Nya, untuk memperingatkan manusia terhadap hukum-Nya yang sudah terlampau banyak diabaikan dan dilanggar oleh manusia. Tidak ada kesimpulan lain yang dapat diambil kecuali bahwa air akan memberikan kehidupan dan keindahan kepada manusia apabila manusia taat kepada hukum-hukum Allah. Sebaliknya air akan menjadi bencana bagi manusia, apabila manusia melanggar hukum-hukum Allah. Allah SwT berfirman: Artinya: "...jika kamu bersyukur akan Ku tambah nikmat-Ku kepadamu, dan jika kamu kufur sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (Q.s. Ibrahim: 7).l

Sumber : Masjid Panti asuhan Budi Utomo

Description: AIR SEBAGAI HAKIM KEHIDUPAN, Rating: 4.5, Reviewer: Unknown, ItemReviewed: AIR SEBAGAI HAKIM KEHIDUPAN

0 komentar:

Posting Komentar