Diberdayakan oleh Blogger.

Sabtu, 13 September 2014

ISLAM DAN LINGKUNGAN HIDUP





Dalam beberapa tahun terakhir, kita menyaksikan sejumlah bencana yang terjadi di negeri yang kita cintai ini dan hampir menimpa seluruh daerah di Indonesia, baik yang terjadi di laut, darat atau di udara. Mulai dari banjir, gempa bumi, tanah longsor, kemarau panjang, kebakaran dsb. Pertanyaannya kemudian adalah apakah bencana tersebut merupakan kehendak Tuhan? Atau kata Ebiet G. Ade, apakah alam sudah enggan bersahabat dengan kita? 

Bencana tidak akan terjadi begitu saja. Allah tidak akan sewenang- wenang menitahkan alam untuk bergolak.
Beberapa faktor terjadinya bencana antara lain: Pertama; pandangan yang salah terhadap alam. Pandangan sekuler di Eropa yang memandang alam sebagai  Baqarah [2]: 30): agama memandang manusia sebagai "wakil" Allah di Bumi, yang bertugas memakmurkan bumi (surat Hud ayat 61) Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah ... Selain itu, pandangan alam sebagai sekedar obyek untuk dieksploitasi manusia tidak sesuai dengan paham ajaran Islam yang menjelaskan bahwa semua makhluk Allah bertasbih kepada Allah termasuk alam semesta Dalam Hadits riwayat Abu
Hurairah, dari Nabi saw:
Sesungguhnya pernah seekor semut menggigit salah seorang Nabi. Nabi tersebut lalu menyuruh untuk mendatangi sarang semut dan dibakarnya. Tetapi kemudian Allah menurunkan wahyu kepadanya: " Apakah hanya gara-gara seekor semut menggigitmu lantas kamu akan membinasakan suatu umat yang selalu membaca tasbih? (Muslim) burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu".
Dalam bentuk aplikatif, perinsip perikemakhlukan ini tercermin dalam beberapa Hadits Nabi saw yang intinya ada seorang wanita mengikat kucingnya kemudian tidak memberi makanan kepada binatang itu. Ia akan masuk neraka kelak di akhirat. Tetapi sebaliknya, wanita jahat yang memberi minum kepada anjing yang akan mati karena kehausan akan diampuni dosanya oleh Allah.

Bekaitan dengan pandangan di atas semakin jelaslah bahwa alam raya dan lingkungan ini dapat terjaga serta terpelihara adalah bergantung pada cara kita melaksanakan amanah sebagai khalifah, yakni untuk memakmurkan alam ini. Sebaliknya, bencana alam terjadi adalah karena ulah, sikap dan perbuatan manusia sendiri yang merusak alam. Tindakan seperti itu disebut oleh agama fasad, tindakan yang mengakibatkan kerusakan,mumpung dan berbuat semaunya. Lebih fatal lagi apabila dilakukan oleh orang-orang yang diberi kekuasaan memegang jabatan. Maka ini bisa melahirkan diktator ala Firaun dan Namrudz .
Faktor yang ketiga adalah, akibat dosa dan perbutan maksiat. Dosa dan maksiat sangat menjamur di mana-mana, sehingga menggiring manusia ke lembah kehancuran sebagaimana firman Allah dalam surat Al-An'am [6] : 6. Akhirnya, apakah kita akan menunggu bangsa dan generasi sekarang musnah terlebih dahulu akibat dosa dan maksiat mereka? Kemudian menunggu generasi berikut, barulah tumbuh generasi yang baik? Jawabannya tentu tidak, asalkan sekarang semua yang berdosa dan bermaksiat segera bertobat. Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah ... Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa harapan dan cita-cita untuk mewujudkan lingkungan yang sejuk, bersih dan hijau adalah tugas dan tanggung jawab kita bersama. Pelanggaran terhadap etika dan hukum Islam tentang lingkungan hidup itu akan membawa kepada krisis lingkungan. 

Sumber : Masjid Panti Asuhan Budi Utomo

Description: ISLAM DAN LINGKUNGAN HIDUP , Rating: 4.5, Reviewer: Unknown, ItemReviewed: ISLAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

0 komentar:

Posting Komentar